20 Agustus 2008

Aktif Bermain Rangsang Otak Anak


AGAR makin cerdas, otak bayi harus senantiasa dirangsang. Stimulasi merupakan salah satu faktor yang berpengaruh bagi tumbuh dan berkembangnya otak bayi selain pemberian nutrisi.

Banyak hal yang bisa dilakukan untuk merangsang otak bayi, baik kiri maupun kanan. Bisa dengan mendengar, melihat, merasakan, mengingat, meniru, menyimpan, mengulang dan membiasakan. Intinya hanyalah bermain aktif setiap hari.

Stimulasi sudah bisa dilakukan sejak bayi masih di kandungan, yakni di usia 6 bulan. Saat itu, sang ibu bisa mengajak bicara atau ngobrol si bayi, membelai perut dan menyanyikan lagu-lagu berirama terutama bernada tinggi.

Semuanya itu harus dilakukan ibu dengan senang hati dan tulus. Karena jika ibu merasa tidak nyaman melakukannya, hal ini akan berpengaruh pada kondisi bayi.

"Pernah ada seorang ibu merasa tidak nyaman dengan lagu yang didengarkan meskipun lagu itu disarankan untuk bayi (Mozart), tetapi ternyata sang ibu tidak merasa nyaman. Jadi yang penting, sang ibu harus merasa nyaman dulu," ungkap Dr. Soedjatmiko, Sp.A (K), MSi, Senin (11/2).

Metode yang dilakukan beragam bisa dengan mendengar, melihat, merasakan, mengingat, meniru, menyimpan, mengulang dan membiasakan. Cara ini dilakukan untuk merangsang otak kiri dan otak kanan, agar keduanya dapat tumbuh dengan seimbang.

Kemudian pada usia 1 – 3 tahun, orangtua dapat mengajaknya melakukan beberapa aktivitas seperti, mengajak anak bernyanyi, bermain game dan membacakannya cerita pendek untuk memicu imajinasinya, memberikan pensil atau pensil warna untuk melatih menggambar dan menulis, mengajak berbicara dengan normal (jangan berbicara seperti bayi), mendorong ia untuk berpikir rasional misalnya mengajarkan ia tentang bahaya, dan memberikan ia tugas sederhana untuk memicu kemampuannya menghadapi tantangan misalnya meminta ia untuk membantu membersihkan ruang makan dan mainan.

Dalam hal ini, orangtua tidak hanya mampu mendampingi tetapi juga harus mampu menjelaskan. "Jika si anak dapat melakukan dengan baik, berikan pujian padanya. Tapi jika ia masih menghadapi kesulitan, jangan pernah sekali-kali untuk melabelkan anak dengan kata-kata kasar seperti, bodoh, tolol atau yang lainnya. Karena ini dapat membuatnya merasa rendah diri," jelas Soedjatmiko.

Dikutip dari Kompas.com

19 Agustus 2008

Permainan yang cocok buat balita


Apa sie mainan yg cocok buat balita? kususnya yg usia 1tahunan?

Umur 1 th apa aja dimainin. Bisa main sama tas ibu, dompet bapak, pensilnya mbak, sendok pas maem, dll. Yang penting kreativitas kita untuk menstimulasi apa yg sedang dia kerjakan untuk menjadi pengalaman/pelajaran baru buat dia. Biasanya umur segitu lagi seneng melempar2 barang dan masukin segala sesuatu ke mulut. Dicariin barang2 yang bisa menjunjang aktivitas kaya gitu, mis:bola, boneka kecil, kain untuk dilempar2. Sementara yg dimasuin ke mulut sementara bisa dikasih teether atau biskuit bayi.

Jangan cemas kenapa anaknya suka bosen, karena emang masanya dia untuk nyari tau segala hal. Itu tanda anaknya aktif dan sehat.

Survai Dunia Permainan anak-anak

Dimana lagi keceriaan kanak-kanak berlarian main perang-perangan dengan senapan pelepah pisang, main masak-masakan dari tanah lumpur dan boneka alang-alang kering, mobil-mobilan dari jeruk bali serta pantun yang dinyanyikan di bawah purnama depan beranda. Itulah saat ketika masa kanak-kanak sedemikian indah dalam kesahajaan serta kepolosan ; saat teladan diterjemahkan dalam hikayat yang diperkatakan bunda sebagai bekal melintasi gerbang mimpi.

Kini semua cepat berganti, dunia kanak-kanak telah dibentuk menjadi komoditas yang mengering lalu mengerak ; rentetan noda alienasi yang sulit buat kita pahami. Semisal kanak-kanak yang menekuni monitor asyik dengan dirinya sendiri. Kanak-kanak yang melompat menjadi sedemikian dewasa tampil bak selebriti. Dan beragam fenomena nan menyesakan dada.

Lantas apakah kita saat ini harus menjadi apriori ? Jelas kita tidak harus demikian tentunya, kalau kita mau mencoba berdamai serta memahami bahwa setiap jaman memiliki lembarannya buat diisi. Maksud saya, diisi dengan hal-hal terbaik yang seyogyanya harus dimiliki oleh seorang anak. Seorang anak yang kita rindukan, sebagai orang tua ; buat bertumbuh serta berkembang sebagaimana keberadaannya.

Berikut adalah profil Permainan Anak-Anak saat ini hasil survei Litbang Kompas, 17.02.08 yang direfleksikan dengan masa lalu kita dan masa anak-anak kita pada hari ini ; mari kita simak bersama :

Waktu Anda kecil dulu, permainan apa yang paling sering Anda mainkan ?

Permainan Fisik : 42,4%
Permainan Umum : 31,4%
Permainan Tradisional : 8,5%
Permainan Elektronik : 2,9%
Tidak Ada : 10,8%
Tidak Tahu : 4,0%

Permainan anak-anak apakah yang paling populer di tempat Anda saat ini ?

Permainan Fisik : 30,9%
Permainan Umum : 12,5%
Permainan Tradisional : 1,5%
Permainan Elektronik : 27,0%
Tidak Ada : 9,5%
Tidak Tahu : 18,6%

Ke mana biasanya Anda mengajak anak bermain ?

Mal : 41,8%
Tempat Bermain : 16,2%
Tempat Wisata : 11%
Kolam Renang : 10,7%
Tempat Lainnya : 12,3%
Tidak Kemana-mana : 8,0%

B a t a s a n :

Permainan Fisik : Lompat karet, Sepak bola, Petak umpet, Kasti dll.
Permainan Umum : Mobil-mobilan, Boneka, Rumah-rumahan dll.
Permainan Tradisional : Congklak, Galasin, Engklek, Bentik dll.
Permainan Elektronik : Playstation, Game Komputer, Nintendo dll.

Survei diatas dilakukan pada 841 responden pada 10 kota besar di Indonesia dengan tingkat kepercayaan 95% dan nir pencuplikan penelitian : +/- 3,4%. Hasil survei tidak mewakili prilaku seluruh masyarakat.

Dari hasil survei diatas yang secara relatif menggambarkan apa yang sedang berlangsung pada dunia permainan anak-anak masa kini ; sungguh sepatutnya apabila kita menarik pembelajaran serta tindakan tepat untuk menyajikan hal-hal terbaik bagi anak-anak kita tercinta. Hal-hal terbaik berupa edukasi dua arah dalam dialog serta relasi yang konstruktif antara kita sebagai orang tua dan anak-anak kita tercinta.

Sumber : Kompas | 17.02.08

Panduan Memilih Permainan Game Komputer Bagi orang Tua


Sebagai orang tua, kita pasti menginginkan yang terbaik bagi masa depan si kecil. Begitu pula dengan para pembuat program komputer. Saat ini anak usia balita dianggap sebagai pasar yang potensial untuk program-program komputer edukatif. Namun sebelum anda membeli program komputer terbaru bagi si kecil, sebaiknya perlu diketahui keuntungan apa yang didapat oleh anak dari komputer dan batasan seperti apa yang harus dibuat.

Usia berapa saat yang paling tepat untuk memperkenalkan komputer pada si kecil ?

Banyak ahli berpendapat bahwa barang-barang yang nyata seperti balok susun merupakan sarana belajar yang paling baik bagi anak usia 2 sampai 5 tahun dibandingkan dengan permainan abstrak pada komputer. Editor Children’s Software Revue, Warren Buckleitner mengatakan bahwa sebagian anak usia 2,5 tahun sudah bisa diperkenalkan pada computer.

Dapatkah anak saya belajar sesuatu dari komputer ?

Tergantung kepada siapa anda bertanya, program komputer apa yang anda gunakan dan cara belajar anak anda. Beberapa orang mengatakan bahwa keuntungan edukatif sebuah program komputer seringkali disalahgunakan dan bahwa permainan elektronik cenderung ’mengisolasi’ anak-anak, mengajarkan kesenangan instan dan berperan sebagai penyebab berbagai penyakit seperti kegemukan dan diasingkan oleh lingkungannya. Yang jelas adalah program komputer tidak bisa memperbaiki apa-apa dan hanya dapat menjadi tiruan dari teman bermain yang nyata.

Namun penelitian lebih banyak dilakukan pada sisi positifnya daripada sisi negatifnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam hal matematika dasar, kemampuan menulis dan membaca serta kemampuan lain bisa ditingkatkan melalui komputer. Di luar itu, program komputer juga dapat membantu anak-anak untuk mempertajam kemampuan motorik halus dan motorik kasar.

Bagaimana saya memilih program komputer ?

Sebuah permainan tentu harus bisa dinikmati oleh anak-anak dan mereka bisa belajar sesuatu dari situ. Berikut ini beberapa panduan untuk memilih :
  • Pilih yang menyenangkan dan sesuai dengan usia anak. Perlu diingat yang menyenangkan bagi anak-anak belum tentu menyenangkan bagi orang dewasa. Anak-anak hanya berfokus pada senangnya dan bukan memenuhi keinginan orang tua mengenai sisi edukasinya.
  • Kerjakan pe-er anda.Banyak sekali situs-situs yang berisi mengenai peringkat dan ulasan mengenai program komputer anak-anak.
  • Pilih permainan yang membutuhkan pemain lebih dari satu orang dan ada interaksi. Selalu temani anak selama ia bermain komputer.
  • Carilah program yang memungkinkan anak-anak untuk menang atau berhasil secara tidak sengaja. kata lain komputer tidak perlu respon yang tepat agar permainan tersebut berjalan terus tetapi terus memberikan masukan agar seorang anak bisa terus bermain. Misalnya Lego My Style Preschool yang mengajarkan matematika dan musik karena mudah dikendalikan oleh anak-anak dan terus memberikan tantangan jika mereka mulai pintar bermain. Atau Blues Clues dari Humongous Entertainment selalu mendapat peringkat tinggi dari para orang tua.
  • Program komputer dengan karakter terkenal belum tentu bagus. Banyak perusahaan membuat program dengan menggunakan karakter yang sama namun dengan mutu yang jauh berbeda.
  • Pilih program yang memiliki fasilitas untuk memantau pencetakan. Atau, jangan hubungkan komputer tersebut dengan printer. Bisa juga dengan menempelkan selembar uang yang kira-kira seharga dengan biaya pencetakan satu lembar di selembar kertas dan menggantungnya di dekat printer untuk mengingatkan anak-anak bahwa mencetak dengan printer itu mahal.
  • Pilih yang sesuai dengan spesifikasi yang dimiliki komputer anda. Jangan sampai anda membeli DVD ROM walaupun sebenarnya CD-ROM di komputer anda bukan jenis tersebut

Berapa lama anak saya boleh berada di depan computer ?

Rentang perhatian anak-anak berbeda-beda sesuai usianya. Anak-anak yang lebih kecil bisanya cepat bosan dan bisa berhenti bermain sendiri. Namun anak yang lebih besar justru lebih membutuhkan pendampingan dalam bermain komputer. Banyak ahli merekomendasikan untuk membatasi bermain komputer sejak awal dan konsisten menjalankan batasan tersebut. Rekomendasinya adalah satu sampai dua jam sehari di depan layar TV dan atau komputer per hari.

Apakah saya harus membeli peralatan tertentu ?

Peralatan baru atau asesoris yang dirancang untuk membantu anak anda bermain dengan komputer akan selalu muncul. Namun jangan terlena. Sewaktu Microsoft mengeluarkan trackball untuk anak-anak, ada penelitian dengan memberikan anak-anak pilihan untuk menggunakan trackball atau mouse. Awalnya, mereka memilih trackball karena kelihatannya keren namun akhirnya kembali memakai mouse karena lebih mudah dikendalikan

Disarikan dari artikel A Parent’s Guide to Computer Games di http://www.parentcenter.com/ yang ditulis oleh Kevin Simpson

"Cara aktratif bermain bersama anak “ Mencari suara” ( Finding the sound)"

Perkembangan anak melalui bunyi sebenarnya bisa dimulai sejak dalam kandungan. Dari beberapa artikel menyebutkan bahwa musik klasik dapat membantu stimulan kecerdasan otak sejak dini.

TIPS BERMAIN MENCARI SUARA UNTUK BAYI :
  1. Permainan sebaiknya dilakukan pada pagi hari saat bayi mulai beraktivitas.
  2. Permainan sebiaknya tidak terlalu lama sekitar 10-15 menit saja, agar banyi tidak terlalu capek dan bosan
  3. Pilih sumber bunyi atau mainan yang mengeluarkan suara menarik, hal ini bisa berupa gemerincingan, mainan karet berbunyi atau mainan lainnya.
  4. Selama bermain sebaiknya orantua atraktif berbicara dengan si kecil
  5. Saat bayi berusia cukup mainan dapat diberikan untuk melatih motorik dan sensorik tangan. Namun jika mulai memakai HP sebaiknya jenis yang ringan dan biasa saja agar kalau rusak ayah atau bunda tidak marah.

Panduan Memilih Mainan Untuk Si Kecil

Umumnya mainan anak-anak yang beredar di pasaran saat ini sudah mencantumkan batasan untuk usia berapa mainan itu ditujukan.

Adapun hal tersebut ditujukan untuk mencegah bahaya yang mungkin ditimbulkan oleh mainan tersebut, misalnya ada komponen yang bisa terlepas dan tertelan si kecil. Karenanya, sebagai orang tua harus lebih selektif memilihkan mainan untuk si kecil.

Namun apabila ternyata catatan batas usia tidak tercantum, berikut ini beberapa hal yang perlu bunda perhatikan dalam memilih mainan untuk buah hati terkasih:

  1. Mainan itu sebaiknya terbuat dari bahan yang kuat, tidak terlalu kecil atau ada bagian yang mudah atau dapat dilepas-lepas oleh si kecil sehingga ada kemungkinan untuk dimasukkan ke mulut.
  2. Usahakan agar mainan tersebut tidak terdiri dari tali yang panjang, misalnya lebih dari 20 cm.
  3. Carilah mainan yang tidak terdiri dari bagian-bagian bersudut yang berbahaya, misalnya dapat membuat jari-jari terjepit atau memiliki ujung-ujung yang tajam
  4. Hindari mainan yang terdiri dari kayu-kayu, kancing atau bagian jahitan-jahitan yang dapat mudah terlepas
  5. Hindarkan mainan yang mengandung bahan-bahan kimia yang berbahaya atau berbau tajam seperti cat atau lem
  6. Carilah mainan yang terbuat dari bahan material yang ringan seperti kain atau plastik, bukan dari besi misalnya untuk mobil-mobilan, sehingga apabila mainan ini dilempar-lempar tidak membahayakan

Selain hal-hal diatas, tentu saja pengawasan orang dewasa saat si kecil sedang bermain merupakan hal yang mutlak diperlukan, karena mainan yang tampaknya aman sekalipun bisa berbahaya untuk buah hati bunda.

Bermain, Atasi Kecemasan Anak

LEPAS dari lingkungan rumah untuk pertama kalinya, misalnya saat anak pertama kali menjalani pendidikan di taman kanak-kanak, merupakan tugas yang tidak mudah, baik bagi anak maupun orang tua.

Salah satu permasalahan yang biasa muncul adalah rasa cemas anak untuk berpisah dari orang tua atau pengasuhnya. Para psikolog menyebutnya dengan separation anxiety disorder, yaitu ketakutan dan tegangan yang berlebihan pada anak ketika diminta berpisah dari figur lekat utama.

Tegangan ini dapat muncul dalam bentuk kekhawatiran terhadap keamanan orang yang berpisah darinya, menolak pergi ke sekolah, gangguan tidur, dan keluhan-keluhan sakit fisik. Barlow & Beck (dalam Weems & Carrion, 2003) menjelaskan bahwa kecemasan pada anak umumnya terjadi karena peran proses belajar, pemikiran, dan aspek fisiologis dari gangguan kecemasan.

Ketika permasalahan seperti ini terjadi pada anak Anda, maka jangan paksakan anak untuk segera beradaptasi dengan lingkungan barunya karena dapat menambah pengalaman negatif anak yang berdampak pada munculnya seri permasalahan selanjutnya. Selain perlu mengetahui penyebab utamanya, Anda juga perlu segera melakukan sesuatu sebelum permasalahan berikutnya muncul.

Salah satu hal yang dapat Anda lakukan untuk mencapai dua tujuan tersebut adalah mengajaknya bermain. Axline (1947) mengatakan bahwa bermain merupakan media alami bagi ekspresi diri anak. Permainan yang Anda lakukan bersama anak ini dapat menjadi sebuah terapi, yang disebut terapi bermain (Schaefer, 2003).

Dengan terapi bermain, anak memiliki kesempatan untuk ‘memainkan’ perasaan dan permasalahannya, anak merasa menjadi orang yang paling penting, mengatur situasi dan dirinya, tidak ada kritikan dan aturan, dan dapat diterima secara penuh (Axline, 1947). Situasi seperti ini sangat kondusif untuk anak yang sedang mengalami kecemasan, sehingga rasa amannya terpenuhi.

Dalam tulisan ini akan diperkenalkan salah satu jenis terapi yang dapat dilakukan untuk mengatasi gangguan kecemasan, yakni terapi bermain, khususnya dengan pendekatan kognitif perilakuan.Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam tahap terapi bermain dengan pendekatan ini antara lain:

  1. Membangun rasa aman. Ketika anak mengalami kecemasan karena harus berelasi dengan dunia baru, hal yang dibutuhkan anak adalah rasa aman, maka ciptakan rasa aman pada diri anak dengan menungguinya di sekolah untuk beberapa saat.
  2. Merubah pemikiran yang salah. Anak yang mengalami kecemasan berpisah biasanya telah mengembangkan pemikiran yang salah tentang dunia barunya, misalnya dengan menganggap teman-teman barunya nakal, gurunya galak, pelajarannya sulit, atau hal-hal negatif lainnya. Pemikiran anak ini perlu segera diubah dengan cara memperlihatkan fakta yang sebaliknya.
  3. Ajak anak bermain bersama. Permainan yang digunakan tergantung pada pilihan anak. Yakinkan bahwa anak menjadi aktor utama dalam permainan tersebut dan beri kesempatan untuk banyak bermain peran. Melalui peran sebagai aktor utama ini, anak telah mengekspresikan secara bebas apa yang sedang dialaminya. Manfaatkan ekspresi anak ini untuk menggali apa yang sebenarnya menjadi penyebab utama kecemasan anak.

Dari sini, Anda dapat mengubah pemikiran keliru anak secara tidak langsung melalui percakapan dengan aktor utama. Guna mendukung efektivitas terapi ini, lakukan terapi ini di lingkungan sekolah bersama teman-teman sekelas, agar perasaan positif terhadap sekolah dapat terbentuk

Dikutip dari kompas.com

Manfaat Bermain Bagi si Kecil


Bermain tak hanya menyenangkan, tetapi ternyata juga menjadi sarana untuk memenuhi berbagai kebutuhan anak.

Di balik kesenangan si kecil saat bermain, banyak sekali manfaat yang bisa dipetik dengan bermain. Apa saja?


  1. Perkembangan fisik. Bermain secara aktif akan menguatkan otot-otot tubuh si kecil. Kelebihan energi yang mereka miliki pun akan tersalurkan untuk melakukan hal-hal positif, sehingga mengurangi perilaku agresif atau yang bersifat merusak.

  2. Mengembangkan daya khayal. Dengan berkhayal, penghayatan bermain anak akan menjadi lebi bermakna. Misalnya, bermain mobil-mobilan umumnya menimbulkan fantasi menjadi pembalap yang sedang berlaga di sirkuit.

  3. Mengembangkan kreativitas. Saat bermain, anak seringkali menemukan pengalaman baru yang terekam dalam ingatannya. Ingatan inilah yang kemudian akan diaplikasikan di luar dunia bermainnya. Misalnya, si kecil mengerti bentuk segitiga setelah ermain halma.

  4. Belajar bersosialisasi. Dengan bermain bersama teman-teman sebayanya, anak akan belajar menjalin suatu hubungan pertemanan, termasuk memecahkan masalah bila terjadi konflik, saling berbagi, memberi dan menerima.

  5. Meningkatkan komunikasi. Melalui jenis permainan kelompok, anak akan mulai mengenal cara berkomunikasi, bagaimana mengemukakan keinginan, dan belajar berkompromi atas dengan teman mainnya.

  6. Menambah wawasan. Bermain akan memberi kesempatan anak untuk bereksplorasi dengan lingkungan, sekaligus menambah wawasan. Banyak pengetahuan yang tidak didapat dari sekolah maupun rumah akan diperoleh anak dalam interaksinya dengan teman-teman sepermainannya.

  7. Mengembangkan kemampuan diri. Bermain juga akan membuat anak mengenal kemampuan dirinya. Apakah ia mampu mengimbangi permainan lawan atau tidak. Jika mampu, berarti ia memiliki peluang untuk memenangkan permainan. Jika tidak, ia akan belajar dan berlatih.

  8. Mengembangkan moral. Saat bermain, anak diajarkan mengenal mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak boleh. Dalam bermain, ada standar moral yang harus dipatuhi, seperti tidak boleh curang dan mau mengakui kekalahan.

Dikutip dari tabloid nova.com


Mengapa Anak Perlu Bermain Bersama Teman?

Tahukah Anda bahwa pada usia sekolah (6 – 12 tahun) anak telah memiliki pengetahuan dasar yang baik tentang kemampuan diri dan lingkungannya? Itulah yang poin penting yang terkandung dalam teori perkembangan sosial manusia yang dibuat oleh salah seorang tokoh psikologi dunia Erik Erikson,

Namun anak tetap butuh suasana kondusif untuk mengasah pengetahuan itu menjadi keterampilan praktis yang melengkapi kehidupannya. Salah satu cara praktis melakukan hal tersebut adalah dengan memberi kesempatan anak bermain bersama teman-temannya! Para ahli perkembangan anak berpendapat bahwa ada 3 manfaat penting yang akan dipelajari anak ketika ia bermain bersama temannya:

Melakukan sharing & caring

  1. Saat bermain bersama teman, anak belajar untuk berbagi. Paling tidak ia meminjamkan mainannya atau menunggu giliran bermain.
  2. Agar permainan lancar, anak dan temannya juga membuat aturan bermain. Kondisi ini adalah wujud dari kemampuan anak melindungi kepentingan diri sendiri dan temannya.
  3. Pada anak yang lebih besar (lebih dari 8 tahun), mereka bahkan belajar berempati terhadap temanya, jika mainan temannya rusak, atau jika ia terluka ketika bermain

Menghadapi winning & losing

  1. Karena kematangan emosi yang lebih baik di usia sekolah, anak cenderung berusaha menahan diri saat ia berhasil dalam per mainannya. Hal ini dapat dilakukan anak, karena ia bertenggang rasa terhadap temannya.
  2. Sebagai kebalikan dari situasi sebelumnya, saat bermain dengan teman dan tidak beruntung, anak belajar menata emosinya dan menerima ketidakberuntungannya itu.

Apa yang dapat dilakukan orang tua?

  1. Secara berkala undang teman anak bermain di rumah. Sediakan suasana menyenang kan untuk mereka.
  2. Beri keleluasaan pada anak untuk mengatur janji bermain nya dengan teman yang disukainya.
  3. Dukung minat anak dalam aktivitas tertentu, seperti; olahraga, kesenian, yang memungkinkannya bertemu teman sebaya di luar waktu sekolah.

02 Agustus 2008

Permainan Tradisional Makin Tersisih

Adakah yang tahu jenis-jenis permainan tradisional, seperti gatrik, lompat tali, petak umpet, dakon, galah asin, dortap, gasing dan lainnya? Mungkin bagi generasi sekarang yang tinggal di kota-kota besar sudah tidak ada yang mengenalnya, apalagi memainkan beragam permainan tradisional itu.

Maklumlah, saat ini teknologi sudah sangat canggih. Jenis permainan pun sudah mulai berganti. Sebagian besar dari permainan-permainan sekarang sudah tidak menggunakan bahan-bahan baku dari alam, tetapi hampir semuanya menggunakan teknologi mesin. Jadi, tidak mengherankan jika generasi sekarang lebih tertarik dengan permainan seperti playstation daripada permainan tradisional.

Permainan-permainan modern seperti sekarang ini, secara tidak langsung membuat anak-anak belajar secara instan, mereka tidak tahu bagaimana prosesnya dan yang lebih fatal lagi, sifat egois anak-anak semakin mudah terbentuk. Hal ini berbeda dengan permainan tradisional, yang lebih mendidik anak-anak untuk saling berinteraksi satu sama lainnya.

Permainan modern telah menstimulus anak setiap waktu untuk pergi ke mal, makan di restoran yang menyediakan menu modern, atau belajar dengan memakai sarana komputer. Tak heran bila anak-anak kita, apalagi cucu-cucu kita nanti semakin miskin dalam pengalamannya bermain permainan tradisional.

Ironis memang, permainan-permainan modern yang sebagian besar berasal bukan dari negara sendiri, justru semakin digemari oleh para generasi kita. Padahal, permainan tradisional dapat menjadi identitas warisan budaya di tengah keterpurukan kondisi bangsa ini. Nilai edukasinya juga banyak. Selain bermanfaat untuk melatih fisik anak agar lebih kuat, juga dapat mengasah kemampuan bersosialisasi, bekerja sama dan menaati aturan. Sesuatu yang tidak ditemukan pada permainan modern yang mungkin dapat membikin cerdas tapi cenderung membentuk watak individualistis.

Dikutip dari HarianGlobal.com